Mobile Apps

Menu

Iklan

Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan Adakan Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini untuk Remaja

KOMPAS NUSA
Sabtu, 27 Juli 2024, Sabtu, Juli 27, 2024 WIB Last Updated 2024-07-27T09:19:34Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


Medan || Kompasnusa2.com-- Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia Medan, telah melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada remaja tentang dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Acara yang diadakan di SMA Ummu Rahmah, Patumbak, pada 31 Januari 2024, ini diikuti oleh sejumlah siswa yang antusias.


Ketua tim pengabdian, Muthia Sari Mardha, SST, M.Kes, menjelaskan pentingnya penyuluhan ini untuk meningkatkan kesadaran remaja mengenai risiko kesehatan yang timbul akibat pernikahan dini. "Kesehatan reproduksi remaja sangat rentan, dan pernikahan dini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan anak," ujar Muthia.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, sebanyak 19,24% pemuda di Indonesia menikah pertama kali pada usia 16-18 tahun. Pernikahan di usia muda ini sering kali berisiko tinggi karena kurangnya kesiapan fisik dan mental.



Penyuluhan ini disampaikan oleh tim dosen yang terdiri dari Muthia Sari Mardha, Ivansri Marsaulina, Endriyani Syafitri, serta dua mahasiswa, Nadia Hayati dan Nur Hailan Dalimunthe. Mereka memberikan informasi mengenai risiko kesehatan yang bisa terjadi, seperti anemia, komplikasi persalinan, dan potensi kelahiran prematur. Selain itu, tim juga menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk mencegah pernikahan dini.


"Melalui penyuluhan ini, kami berharap para remaja dapat lebih memahami bahaya pernikahan dini dan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang lebih matang," kata Ivansri Marsaulina, anggota tim pengabdian.


Salah satu siswa yang mengikuti kegiatan, Fadhila (16), menyatakan, "Saya jadi lebih paham tentang risiko-risiko kesehatan jika menikah terlalu dini. Penyuluhan ini sangat bermanfaat bagi kami."


Kegiatan ini juga diikuti dengan sesi tanya jawab, di mana para siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan para pemateri. Antusiasme siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan serta partisipasi aktif dalam kuis yang disediakan oleh tim pengabdian.



Menurut Dr. Rida Evalina Tarigan, Ketua LPPM Institut Kesehatan Helvetia, kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan reproduksi remaja. "Kami berharap kegiatan seperti ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat," ujarnya.


Penyuluhan ini tidak hanya berhasil meningkatkan pengetahuan siswa tentang dampak pernikahan dini, tetapi juga memberikan wawasan lebih luas tentang pentingnya kesehatan reproduksi. Tim pengabdian masyarakat berencana untuk terus mengadakan kegiatan serupa di sekolah-sekolah lain guna memperluas jangkauan edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja.

( R Lubis)

Komentar

Tampilkan

Terkini

+
?orderby=published&alt=json-in-script&callback=labelthumbs\"><\/script>");